Rabu, 28 November 2012

MENGGUNAKAN SETRATEGI RETORIKA SEBAGAI UPAYA UNTUK MEREDUKSI PRILAKU SISWA YANG SUKA MEMBOLOS



A.    Latar Belakang
         Seperti yang dikemukakan oleh Kartono (2003:21) bahwa “membolos merupakan perilaku yang melanggar norma-norma sosial sebagai akibat dari proses pengkondisian lingkungan yang buruk”.
         Berdasarkan definisi  di atas diketahui bahwa masalah yang melatar belakangi tingkah laku membolos sekolah ternyata memiliki dampak yang buruk bagi diri siswa sendiri maupun sekolah. Bagi diri siswa sendiri tingkah laku membolos dapat menghambat perkembangan belajar yang sering dihubungkan dengan penurunan nilai akademik, ketinggalan materi pelajaran, dimarahi oleh guru bidang studi yang menuntut pengumpulan tugas atau nilai ulangan harian, diskorsing, bahkan dikeluarkan dari sekolah.
         Sedangkan dampak buruk bagi sekolah, siswa yang membolos sering mencontoh gaya penampilan teman sebaya dari sekolah lain yang tidak sesuai dengan aturan yang ada di sekolahnya sehingga menghambat kedisiplinan yang diterapkan dan siswa yang membolos dapat menghambat pencapaian tujuan pembelajaran di kelas.
         Oleh karena itu diperlukan bantuan dari konselor sekolah atau guru pembimbing untuk mengatasi tingkah laku membolos tersebut. Upaya-upaya penanggulangan yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling dengan teknik layanan informasi yaitu memeberikan informasi dengan cara berinterkasi atau berkomunikasi yaitu dengan salah satu teknik retorika dimana dalam komunikasi itu seorang konselor dalam menyampaikan dengana seni berkomunikasi atau lebih jelas nya di sebut retorika seni berbicara.





  
B.     Rumusan Masalah
Masalah pada makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.            Apakah pengertian tingkah laku membolos?
2.            Apakah sebab-sebab siswa membolos?
3.            Apakah pengertian teori komunikasi retorika?
4.            Bagaimanakah cara teori komunikasi retorika dalam mengurangi tingkah laku membolos?

C.    Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini sebagai berikut :
1.            Mengetahui pengertian dari tingkah laku membolos.
2.            Mengetahui sebab-sebab siswa membolos.
3.            Mengetahui pengertian teori komunikasi retorika.
4.            Mengetahui cara teori komunikasi retorika dalam mengurangi tingkah laku membolos.











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Tingkah Laku Membolos
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia  “membolos adalah tidak masuk bekerja (sekolah, dsb)”. Sedangkan menurut Badudu dan Zain (2001) membolos adalah sengaja tidak masuk sekolah atau tidak masuk kerja.
Membolos dapat diartikan sebagai perilaku siswa yang tidak masuk sekolah dengan alasan yang tidak tepat. Atau bisa juga dikatakan ketidak hadiran tanpa alasan yang jelas.
Membolos merupakan salah satu bentuk dari kenakalan siswa, yang jika tidak segera diselesaikan / dicari solusinya dapat menimbulkan dampak yang lebih parah. Oleh karena itu penanganan terhadap siswa yang suka membolos menjadi perhatian yang sangat serius.
Penanganan tidak saja dilakukan oleh sekolah, tetapi pihak keluarga juga perlu dilibatkan. Malah terkadang penyebab utama siswa membolos lebih sering berasal dari dalam keluarga itu sendiri. Jadi komunikasi antara pihak sekolah dengan pihak keluarga menjadi sangat penting dalam pemecahan masalah siswa tersebut.

B.     Sebab-sebab Siswa Membolos
Penyebab anak membolos ada 2 faktor penting, yaitu:
1)      .    Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri, yaitu:
1.      Motivasi atau dorongan
Ada kalanya anak menjadi patah semangat karena kurangnya motivasi dalam diri anak itu sendiri.
2.      Kemampuan belajar
Anak membolos bisa juga karena kemampuan belajarnya rendah dan malu untuk mengakui kekurangannya, lebih baik mengatakan, “saya tidak masuk waktu guru menerangkan tentang pelajaran itu” daripada mengatakan “saya tidak bisa menangkap penjelasan yang diterangkan guru”.


3.      Akibat kegagalan
Ada kalanya dalam belajar siswa mengalami kegagalan, akibat kegagalan yang dialami tersebut di sering dicemooh oleh teman-temannya, dan akhirnya lebih baik membolos saja.
4.      Rasa rendah diri
Kemampuan yang dimiliki setiap anak tidak sama, bagi anak yang mempunyai kemampuan rendah dibanding teman-temannya, maka hal ini akan menyebabkan anak menjadi rendah diri atau minder.
5.      Kesalahan dalam belajar
Siswa merasa mendapatkan sesuatu yang lebih menarik dari pada kegiatan di sekolah, hal ini merupakan suatu kesalahan dalam belajar. Karena dengan membolos siswa tidak akan mendapatkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya.

2)      Faktor yang berasal dari luar diri siswa, yaitu:
1.      Dari keluarga
Adanya anggapan dari orang tua tentang kurang pentingnya pendidikan, sehingga ada orang tua yang melindungi anaknya membolos.
2.      Interaksi guru dengan siswa
Interaksi ini banyak bergantung pada setiap guru dalam menghadapi murid, ada kalanya guru tidak mengetahui kalau ada siswa yang merasa terasing di tangah-tengah teman sekolahnya.
3.      Dari teman
Pengaruh teman-temannya sangat besar dalam membolos sekolah, ada hal-hal menarik yang bisa dilakukan dengan teman-temannya ketika membolos sekolah.






.
C.  Defenisi  Retorika
Berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan) di tengah-tengah orang lain, bukanlah sekadar berbicara, tetapi berbicara yang menarik (atraktif), bernilai informasi (informatif), menghibur (rekreatif), dan berpengaruh (persuasif). Dengan kata lain, manusia mesti berbicara berdasarkan seni berbicara yang dikenal dengan istilah retorika. Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah orang secara langsung bertatap muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkali disamakan dengan istilah pidato. Agar lebih jelas maka dalam ulasan berikut ini akan didalami secara bersama beberapa pemahaman dasar tentang retorika.
Retorika memberikan suatu kasus lewat bertutur (menurut kaum sofis yang terdiri dari Gorgias, Lysias, Phidias, Protagoras dan Socrates akhir abad ke 5 SM), yang mengajarkan orang tentang keterampilan berbicara dan  menemukan sarana persuasif yang objectif dari suatu kasus. Studi yang mempelajari kesalahpahaman serta penemuan saran dan pengobatannya. Retorika juga mengajarkan  tindak dan usaha yang efektif dalam persiapan, penetaan dan penampilan tutur untuk membina saling pengertian dan kerjasama serta kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam ajaran retorika Aristoteles, terdapat tiga teknis alat persuasi (mempengaruhi) politik yaitu deliberatif, forensik dan demonstratif. Retorika deliberatif memfokuskan diri pada apa yang akan terjadi dikemudian bila diterapkan sebuah kebijakan saat sekarang. Retorika forensik lebih memfokuskan pada sifat yuridis dan berfokus pada apa yang terjadi pada masa lalu untuk menunjukkan bersalah atau tidak, pertanggungjawaban atau ganjaran. Retorika demonstartif memfokuskan pada wacana memuji dengan tujuan memperkuat sifat baik atau sifat buruk seseorang, lembaga maupun gagasan.
D. Tujuan Retorika
Tujuan retorika adalah persuasi, yang dimaksudkan dalam persuasi dalam hubungan ini adalah yakinnya pendengar akan kebenaran gagasan hal yang dibicarakan pembicara. Artinya bahwa tujuan retorika adalah membina saling pengertian yang mengembangkan kerjasama dalam menumbuhkan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat lewat kegiatan bertutur.
E. Metode Retorika
D.1. Exordium (pendahuluan)
Fungsinya pengantar kearah pokok persoalan yang akan dibahas dan sebagai upaya menyiapkan mental para hadirin (mental prepation) dan membangkitkan perhatian (attention arousing). Berbagai cara dapat ditampilakan untuk memikat perhatian hadirin.
a)      Mengemukakan kutipan (ayat kitab suci, pendapat ahli kenamaan, dll)
b)      Mengajukan pertanyaan
c)      Menyajikan ilustrasi yang spesifik
d)     Memberikan fakta yang mengejutkan
e)      Menyajikan hal yang bersifat manusia
f)        Mengetengahkan pengalaman yang ganjil
Beberapa hal yang perlu dihindari dalam retorika, antara lain:
a)      Permintaan maaf karena kurang persiapan, tidak menguasai materi, tidak pengalaman dll.
b)      Menyajikan sebuah lelucon yang berlebihan.
D.2. Protesis (latar belakang)
Mengemukakan hakekat pokok persoalan tersebut secara factual atau secara kesejahteraan nilainya serta fungsinya dalam kehidupan. Jadi pembahasan ini dikemukakan sedemikian rupa sehingga tampak jelas kaitannya dengan kepentingan pendengar.
D.3. Argumentasi (isi)
Memberikan ulasan-ulasan tentang topic yang akan disajikan secara teoritis, kemudian mengemukakan kekuatan posisinya.


D.4 Conclusio (kesimpulan)
Suatu penegasan hasil pertimbangan yang mengandung justifikasi atau pembenaran menurut penalaran orator atau pembawa naskah.Yang perlu dihindari dalam pembuatan kesimpulan adalah:
a)      Mengemukakan fakta baru
b)       Mengemukakan kata-kata mubazir dan tidak fungsional
Dua persyaratan mutlak bagi orang yang akan muncul sebagai orator:
a)      Source credibility atau sumber yang terpercaya (ahli dibidangnya)
b)      Source actractivinees atau daya tarik sumber artinya memiliki penampilan yang meyakinkan untuk tampil sebagai orator.
D.5. Etika Retorika
a)      Memperhatikan kondisi keadaan tertentu, hal ini memerlukan keputusan yang bijaksana, humanistis dan etis social.
b)      Memperhatikan standar benar tidaknya ditentukan hokum
c)      Memperhatikan etika nilai adat istiadat atau tata nilai kesopanan yang berlaku dimasyarakat.
d)     Memperhatikan alasan logis atau fakta yang ada
e)      Memiliki kekuatan dalil atau nash







E. Penggunan Setrategi Setorika untuk Mereduksi Prilaku Membolos
       Membolos dapat diartikan sebagai perilaku siswa yang tidak masuk sekolah dengan alasan yang tidak tepat. Atau bisa juga dikatakan ketidak hadiran tanpa alasan yang jelas.
Membolos merupakan salah satu bentuk dari kenakalan siswa,
banyak factor yang memnyebankan siswa memebolos sekloah dia antarnya
1.      Motivasi atau dorongan
2.      Kemampuan belajar
3.      Akibat kegagalan
4.      Rasa rendah diri.
5.      Kesalahan dalam belajar
Akan tetapi kita bisa lihat dalam fonemena dilapangan di mana kita ketahui banyak kejadian kejadian yang buruk salah satu nya di mana siswa banyak melakukan pelangaran kedisipilinan seprti membolos sekolah mungkin salah satu nya faktor nya siswa memiliki motifasi rendah dan perlu dorongan baik dari guru atau orang di sekitar nya terutama bagi guru bk di mana sudah menjadi tugas nya.
Nah dari sini lah seorang koselor harus pandai dalam memberikan informoasi, berkomunikasi agar siswa yang bersangkautan mau menerima nya maka salah satu strategi dalam komunikasi adalah setrategi retorika atau lebih jelas nya  seni berbicara, jadi dalam dalam berkomnukasi haruslah seorang konselor harus memliki seni berbicara agar menimbulkan persaan keyakinan pada diri siswa . 








BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka sangat lah di butukan setrategi berbicara karenan selama ini kita lihat fakta di lingkungan banyak sekali siswa yang melangar kedisipilan di sekolah, seprti memebolos nah dari sisnilah dengan setragi retorika siswa dapat mengurangi pri laku membolos nya tersebut.

B.      Saran
Setelah melalui studi pustaka dan diskusi kelompok selesailah makalah ini. Sepenuhnya kami sadar akan banyaknya kekurangan di beberapa titik. Banyak penafsiran-penafsiran serta pendapat yang berbeda dan itu semua tidak lepas dari sifat fitrah dari penulis sebagai manusia yang memiliki banyak keterbatasan. Jadi maklumlah kiranya, jika terdapat berbagai pendapat yang penulis simpulkan. Oleh semua itu, jika sampai terdapat beberapa perbedaan pendapat, tentunya bisa di pelajari. Maka, besar harapan kami adanya respon dari pembaca terhadap makalah ini.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More