EFEKTIFITAS LAYANAN BIDANG BIMBINGAN
BELAJAR DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II SMP NEGERI
III CUKUH BALAK
A.
Latar
belakang maslah
Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan manusia di masa
depans. Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara
optimal, yaitu pengembangan potensi individu yang setinggi-tingginya dalam
aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap
perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosioal budaya
di mana dia hidup. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang sangat kompleks.
Karena sifatnya yang kompleks itu, maka pendidikan dapat dilihat dan dijelaskan
dari berbagai sudut pandang, seperti dari sudut pandang psikologi, sosiologi
dan antropologi, ekonomi, politik, komunikasi dan sebagainya
Dalam keyataan nya, pelaksanaan bimbingan belajar di hadapkan pada banyak
kesulitan dan hambatan. Sebagian dari hambatan itu timbul karena keadaan dunia
pendidikan sekolah dinegara Indonesian yang masih dalam taraf perkembangan,
sebagian timbul karena sikap keluarga yang mengharapkan ini dan itu atau kurang
mendukung usaha belajar anak, sebagaian timbul karena sikap siswa atau
mahasiswa senderi yang kurang mampu mengatur diri nya senderi, sebagian lagi
timbul karena guru kurang mampu dalam mengelolah porses
belajar-mengajar.(W.S.Winkel, 1997:141).
Layanan bimbingan dan konseling di SMP meliputi
bidang bimbingan
pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan belajar dan bidang
bimbingan karier. Salah satu bidang bimbingan yang membantu siswa mengembangkan
diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk
menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkan melanjutkan
pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi adalah bimbingan belajar
Dalam bidang bimbingan belajar, membantu siswa
mengembangkan diri, sikap, dan kebiasan belajar yang baik, untuk mengusai
pengentahuan dan ketrampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada
tingkat lebih tingi. Bimbingan belajar atau akademik iyalah bimbingan dalam hal
menemukancara cara belajar yang tepat dalam memilih progaram setudi yang sesuai
dan dalam mengatasi kesulitan kesulitan yang timbul yang berkaitan dengan
tuntutan belajar di institusi pendidikan.
Meskipun demikian masih banyak permasalahan yang
dihadapi siswa berkenaan dengan kebiasaan belajarnya yang tergolong masih belum
efektif, misalnya belajar asal belajar, belajar tanpa persiapan, pasif akan
kegiatan kelas, baru belajar pada saat akan ujian atau ulangan saja, serta
tidak mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. Hal ini dapat ditunjukkan
oleh perbedaan nilai prestasi masing-masing siswa, ada yang di atas rata-rata
kelas, di bawah rata-rata kelas dan ada pula yang berada tepat pada garis
rata-rata kelas. Kenyataan tersebut mendorong peneliti untuk secara khusus
memberikan layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam bentuk
eksperimen guna membuktikan efektifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan
belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Layanan pembelajaran
diberikan kepada siswa agar dapat membantu siswa mengembangkan kebiasaan
belajar yang baik untuk mengenal pengetahuan dan keterampilan seta menyiapkan
diri untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Disamping itu
sepanjang pengetahuan penulis di SMP N II Cukuh Balak belum pernah diadakan
penelitian tentang hal tersebut.
Fenomena di atas mendorong penulis untuk melakuka
penelitian tentang. “Efektifitas Layanan Pembelajaran Bidang Bimbingan Belajar
Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMP N III Cukuh Balak Tahun
Ajaran 2012/2013
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan
latar belakang maslah di atas dapat disimpulkan bawah idenntifikasi masalah
dalam penelitian adalah sebagi berikut:
1.
Efektifitas layanan beimbingan belajar yang di berikan
siswa masih kurang optimal
2.
Perstasi belajar siswa yang di dapat kurang memuasakan
3.
Layanan bimbingan belajar yang di berikan kurang
efektif sehinga siswa tidak mau mengikut nya
4.
Guru pembingan kurang mengusai dalam pemberian layan
bimbingan belajar
5.
C. Fokus masalah
Berdasarkan
hasil setudy pendahuluan, pengalaman, referensi. Maka peneliti akan membahas
mengenai efektivitas layanan bibimbingan belajar dalam peningkatkan perstasi
belajar pada siswa SMP N III cukuh balak tahun ajaran 2012/2013
D. Rumusan masalah
Bertolak
dari latar belakang tersebut di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaimana gambaran prestasi siswa sebelum diberi layanan pembelajaranbidang
bimbingan belajar pada siswa kelas II SMP N III cukuh balak
2.
Bagaimana gambaran prestasi siswa setelah diberi layanan pembelajaran bidang
bimbingan belajar pada siswa kelas II SMP N III Cukuh Balak Tahun Ajaran
2012/2013?
3.
Apakah pemberian layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar efektif dalam
meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas II SMP N III cukuh balak
Tahun
Ajaran 2012/2013
E.
Tujuan
peneliitian
Berdasarkan
latar belakang dan rumusan masalah di attas maka tujuan penelitian adalah Untuk
meningkatkan efektifitas bimbingan belajar dalam meniktakan perstasi belajar
siswa dapat meberikan sumbuangan pemikiran
dalam meningkatkan perstasi belajar siswa dan, bagi peneliti dapat mengetahui seberapa besar efektifitas layanan
pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
F.
Manfaat
penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1.
Manfaat Praktis
a.
Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan keterampilan cara meningkatkan
prestasi siswa melalui pemberian layanan bimbingan
belajar.
b.
Bagi sekolah, dapat dijadikan acuan atau pedoman utuk memeberika rekomendasi
kepada guru-guru yang lain dalam pemberian bimbingan belajar kepada siswa pada
mata pelajaran yang diampu
c. Bagi jurusan,
penelitian ini dapat menambah koleksi kajian tentang layanan pembelajaran di
bidang bimbingan belajar.
2. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan
bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya layanan pembelajaran bidang
bimbingan belajar dalam
Bimbingan dan
Konseling.
b. Dapat dijadikan
sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada kajian yang sama tetapi
pada ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam di bidang bimbingan belajar
G.
Diskripsi
Teori
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi tidak dapat
dilepaskan dengan proses belajar. Prestasi merupakan kecakapan nyata yang dapat
diukur dan belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang baru sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Prestasi
belajar dapat dikatakan sebagai hasil kecakapan yang nyata dari proses belajar
seseorang yang mempunyai prestasi yang baik dalam belajarnya, berarti ia
mendapatkan hasil kecakapan yang nyata dari apa yang dipelajarinya. Pengertian
belajar bukan satu hal yang mudah untuk diartikan. Banyak definisi belajar dari
para ahli
Menerut Surahmad dan
Syah (1987: 26):
“Belajar adalah suatu
proses dimana suatu kegiatan berasal atau diubah melalui prosedur-prosedur
latihan sebagaimana diberikan dengan perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
latihan-latihan”. Sedangkan Romlah ( 1991: 1) mengatakan:
Belajar merupakan
proses yang akan menghasilkan perubahan perilaku. Perubahan perilaku ini
terjadi karena latihan, pengalaman dan usaha dari tndividu yang belajar.
Perubahan prilaku itu pada dasarnya adalah didaparkan kemampuan baru yang
berlaku dalam waktu yang relatif lama.
Dari berbagai definisi,
Sardiman (1996: 85) menyimpulkan ada beberapa elemen penting yang mencirikan
pengertian tentang belajar, yaitu:
a. Belajar merupakan
suatu perubahan tingkah laku
b. Belajar merupakan
suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.
c. Untuk dapat disebut
belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap.
d. Tingkah laku yang
mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik
fisik maupun psikis.
Dari definisi di atas,
dapat disimpulkan belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada
diri individu, perubahan tersebut didapatkannnya berupa kemampuan baru yang
berlaku dalam waktu relatif lama dan perubahan itu terjadi karena adanya
kematangan atau
oleh adanya perubahan
sementara karena sesuatu hal.
2. Pengertian
belajar
Dalam aktifitas
kehidupan manusia sehari hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiyatan
belajar baik ketika seorang melaksnakan aktifitas sendri, maupun di dalam suatu
kelompok tertentu. Dipahami maupun tidak dipahami, sesunguh nya sebagian besar
aktifitas didalam kehidupan sehari hari kita merupakan kegiyatan belajar.
Menurut
James O.Whittaker mengukapkan belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan
atau diubah melalui latihan atau pengalaman H,C. Witherington dalam buku
educational piyscology mengukapkan bawah belajar adalah suatu perubahan didalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi pola
kecakapan, sikap,kebiasan. Burton dalam sebuah buku ‘’The Guidance of learning
Avtivites’’ merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada
diri individu berkat adanya interaksi individu dengan individu dan individu
dengan lingkunganya sehinga ia mampu berinteraksi dengan lingkunganya.
Jika kita simpulkan
dari sejumlah pandangan dan definisi tentang belajar (Wragg, 1994), kita
menemukan beberapa ciri umumkegiyata belajar sebagai berikut:
Ø Belajar
menujukan suatu aktifitas pada diri sesorang yang disadari atau di sengaja
Ø Belajar
merupakan inetraksi individu dengan lingkunganya
Ø Hasil
belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku
3. Prinsip-pringsip
belajar
Didalam proses
pembelajaran, guru dituntut untuk mampu mengembangkan pontensi pontesi-potensi
peserta didik secara optimal. Upaya untuk mendorang terwujudnya perkembangan
pontensipeserta didik tersebut tentunya merupakan seatu proses panjang yang
tidak dapat diukur dalam priode tertentu , apabila dalam waktu yang sangat
singkat. Meskipun demikian, indikator terjadinya perubahan kearah perkembangan
pada peserta didik dapat dicermati melalau instrumen instrumen pembelajaran
yang dapat digunakan guru. Oleh karena itu seluruh proses dan tahapan pembelajaran
harus mengngarah pada upaya mencapai perkembangan pontensi pontensi anak
tersebut.
Agar aktivitas yang
dilakauakan guru dalam proses pembelajaranterarah pada upaya peningkatan
potensi siswa secara komperensih, dengan prinsip prinsip yang benar, yang
bertolak dari kebutuhan internal siswa untuk belajar. Devis (1991:32),
meningkatkan beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar bagi penerapan
prinsip prinsip dalam proses pembelajar, yaitu:
Ø Hal
apapun yang di pelajari murid, maka ia harus mempelajari sendiri. Tidak
seorangpun yang dapat melakuakan kegiyatan belajar tersebut untuknya.
Ø Setiap
murid belajar menurut tempo (kecepatannya) senderi dan untuk setiap kelompok
umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.
Ø Seorang
murid belajar lebih banyak bilamana setiap lankah segera diberikan pengunaan
Ø Penguasan
secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran, memungkinakan murid
belajar secara lebih bararti.
Ø Apabila,
murid diberikan tangaung jawab untuk mempelajari senderi maka ia lebih
termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingatkan lebih baik,
Prinsip
belajar merupakan menunjuk kepada hal
hal penting yang harus di lakukan guru
agar terjadi proses belajar siswa sehinga proses pembelajaran yang dilakukan
dapat mencapai hasil yang diharapkan
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Pada hakekatnya,
prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dalam proses belajar, sehingga
faktor yang mempengaruhinya sama dengan faktor yang mempengaruhi belajar.
“Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yakni
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor interen adalah faktor yang ada
dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksteren adalah
faktor yang ada di luar individu” (Slameto, 2003: 54).
a. faktor
internal
Dalam faktor ini ada
tiga hal, yakni:
1) faktor jasmani
dibagi menjadi dua, yakni:
a) Kesehatan, sahat
berarti dalam keadaan baik seluruh badan
beserta bagian-bagiannya, bebas dari penyakit. Pretasi belajar seseorang
akan terganggu jika kesehatannya terganggu.
b) Cacat tubuh, sesuatu
yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya mengenai tubuh atau badan.
Siswa yang cacat belajarnya akan terganggu sehingga prestasi belajarnya akan
terganggu.
2) Faktor psiklogis
Sekurang-kurangnya ada
tujuh hal yang tergolong dalam faktor psikologis, yaitu intelegensi, perhatian,
minat, bakat, motifasi, kematangan dan kerajinan
3) Faktor kelelahan
Kelelahan bisa berupa
kelelahan jasmani maupun kelelahan rohani. Agar siswa dapat belajar dengan baik
sehingga hasil atau prestasi memuaskan, harus dihindari jangan sampai terjadi
klelahan dalam belajarnya.
b. Faktor
ekternal
Faktor ini juga dibagi
3 tiga hal, yakni faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
1) faktor
keluarga
Siswa yang belajar
menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi anggota
keluarga, suasana rumah tangga dan ekonomi keluarga. Hal-hal ini sedikit banyak
akan mempengaruhi proses dan hasil belajar.
2) Faktor
sekolah
Faktor sekolah yang
mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
murit, relasi siswa dengan siswa, disiplin di sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung dan tugas rumah.
3) Faktor
Masyarakat
Pengaruh ini terjadi
karena keberadaan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk
kehidupan masyarakat, kesemuanya itu mempengaruhi belajar anak. Berdasarkan
uraian di atas, belajar merupakan suatu yang kompleks sehingga faktor-faktor
yang mempengaruhinya juga sangat kompleks, mulai dari diri sendiri sampai pada
keluarga, sekolah dan masyarakat. Kesemuanya saling mempengaruhi prestasi
belajar seorang siswa. Karena itu, kerjasama dan pengertian antara siswa,
sekolah, orang tua maupun masyarakat sangat mendukung prestasi belajar anak secara
keseluruhan.
5. Pengertian
bimbingan belajar.
Menurut
Prayitno dan Amti (1994: 279) Bimbingan belajar adalah salah satu bentuk
bimbingan yang diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukan bahwa
kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan
oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi, seringkali kegagalan itu terjadi
disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai.
Berdasarkan rumusan di
atas dapat ditemukan unsur-unsur penting sebagai berikut:
a. Bimbingan belajar
merupakan salah satu bagian dari empat bidang bimbingan yaitu bimbingan
pribadi, sosial, karier dan bimbingan belajar.
b. Bimbingan belajar
merupakan bantuan kepada siswa untuk mengenal, memhami, mengembangkan dan
memanfaatkan potensi diri siswa baik fisik maupun psikis yang berkaitan dengan
kegiatan belajarnya.
c. Pengenalan dan
pengembangan potensi diri secara fisik dan psikis menyangkut beberapa hal,
antara lain kondisi fisik siswa, kecerdasan, bakat minat, emosi dan motivasi
untuk melakukan kegiatan belajar serta faktor luar siswa yang mempengaruhi
kegiatan belajar.
d. Bantuan kepada siswa
agar mempunyai sikap dan kebiasaan belajar yang baik termasuk cara belajar yang
tepat atau cara mengatasi kesulitan belajar.
3. Fungsi Bimbingan
Belajar
“Dalam proses
pembelajaran bimbingan mempunyai fungsi yang integral karena bimbingan tidak
hanya berfungsi sebagai penunjang tetapi merupakan proses pengiring yang
berkaitan dengan seluruh preoses pendidikan dan proses belajar mengajar
“(Hendrarno, 1983: 42) Adapun fungsi-fungsi bimbingan yang integral adalah
seagai berikut:
a. Fungsi penyaluran
yaitu fungsi bimbingan dalam membantu menyalurkan siswa-siswa dalam memilih
program pendidikan yang ada di sekolah, memilih jurusan sekolah, memilih
lapangan kerjasesuai dengan bakat, minat, cita-cita dan cirri kepribadiannya.
b. Fungsi penyesuaian
yaitu fungsi bimbingan dalam membantu staf sekolah khususnya guru dalam
mengadaptasikan program pengajaran dengan cirri khusus dan kebutuhanpribadi
siswa. Berbeda dengan pendapat di atas, buku panduan bimbingan konsiling
menjelaskan bahwa pelayanan bimbingan konseling mengandung sejumlah fungsi
yaitu:
a. Fungsi pemahaman
yaitu dihasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak tertentu sesuai dengan
keperluan pengembangan siswa yang meliputu pemahaman diri siswa dan
lingkngannya.
b. Fungsi pencegahan
tersegahnya siswa dari berbagai permasalahan yang akan menghambat
perkembangannya.
c. Fungsi perbaikan
yaitu terpecahkannya termasalahan yang dialami siswa.
d. Fungsi pemeliharaan dan
pengembangan yaitu
terpeliharanya dan
perkembangan berbagai potensi dan kondisi positif secara mantap dan
berkesinambungan Dari beberapa pendapat di atas, dapat diketahui bahwa
bimbingan belajar memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Dilihat dari bentuk
program bimbingan belajar, maka bimbingan belajar mempunyai fungsi sebagai
berikut:
1) Penyaluran yaitu
menyalurkan potensi belajar siswa kepada hal-hal yang sesuai.
2) Adaptasi yaitu
mengadaptasi program belajar mengajar di sekolah agar sesuai dengan kemampuan
belajar siswa.
b. Dilihat dari
sifat-sifat bantuanya, maka bimbingan belajar mempunyai
fungsi dan bersifat:
1) Preventif yaitu
mencegah timbulnya masalah belajar siswa.
2) Kuratif yaitu
memecahkan masalah-masalah siswa yang berkaitan dengan kegiatan belajatnya.
3) Presentatif yaitu
memelihara dan mempertahankan situasi dan kondisi belajar siswa yang sudah
baik.
c. Dilihat dari bentuk
layanan bimbingan dan konseling, maka bimbingan belajar mempunyai fungsi:
1) Pemahaman yaitu
dengan bimbingan belajar dapat dihasilkan pemahaman oleh siswa atau pihak
terkait tentang potensial belajar siswa dan lingkungan yang mempengaruhinya.
2) Pencegahan yaitu
tercegahnya segala masalah belajar siswa, sehingga dalam aktivitas belajarnya
siswa tidak mengalami hambatan.
3) Perbaikan yaitu
terselesaikannya masalah-masalah belajar siswa baik di sekolah maupun di luar
sekolah.
4) Pemeliharaan dan
pengembangan yaitu terpeliharanya dan terkembangnya potensial belajar siswa
serta situasi belajar yang positif secara mantap dan berkelanjutan
H.
Kerangka
pemikiran
.
I.
Hipotesis
“Hipotesis
dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan penilaian
sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Arikunto, 1998: 67). Sebagai
dugaan sementara, maka belum tentu benar dan karenanya perlu dibuktikan
kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
"Pemberian layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar efektif untuk
meningkatkan
prestasi
belajar pada siswa kelas II SMP Negeri III cukuh balak
J.
Metode
Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara
sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan dalam upaya memecahkan suatu permasalahan dengan mengunakan metode
ilmiah. Dengan metode penelitian pekerjaan penelitian akan lebih terarah, sebab
metode penelitian bermaksud memberikan kemudahan dan kejelasan tentang apa dan
bagaimana peneliti melakukan penelitian. Oleh karena itu dalam bab tiga ini
akan diuraikan mengenai berbagai hal yang termasuk dalam metode penelitian.
.
1.
Rancangan
penelitian atau Desain Penelitian
Penenelitian ini merupakan penelitian
eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui efekrifitas layanan pembelajaran
bidang bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SMP
Negeri III cukuh balak. Dengan memberikan bimbingan belajar dalam jangka waktu
tertentu
Menurut Campbell
& Stanley dalam Arikunto, “penelitian jenis eksperimen ada 2 yaitu pre
eksperimental design dan Rancangan True Dalam penelitian ini,
peneliti mengunakan Rancangan True Eksperimen karena dalam
penelitian ini untuk memperoleh data dari suatu perlakuan (treatmen) mengunakan
kelompok kontrol. Peneliti memberikan perlakuan eksperimen untuk kemudian mengobservasi
efek atau pengaruh yang terjadi akibat perlakuan tersebut. Dalam penelitian ini
perlakuan yang dilakukan dengan memberikan layanan pembelajaran bidang bimbingan
belajar. Pengaruh atau efek pemberiam layanan pembelajaran bidang bimbingan
belajar diputuskan berdasarkan perbedaan nilai akhir semester antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol. Pengukuran pertama diberikan sebelum
diberikan layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dan pengukuran kedua
diberikan sesudah perlakuan dilaksanakan
2. Penentuan
Subjek Penelitian
1.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian” (Arikunto, 1996:115). “Populasi merupakan keseluruhan individu atau
objek yang diteliti yang memiliki beberapa karakteristik yang sama “(Latipun,
2002: 29) Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat diartikan bahwa populasi
adalah keseluruhan subjek penelitian yang memiliki karakteristik yang sama.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada iswa kelas II SMP
Negeri yang berjumlah 117 siswa, terdiri dari:
Tabel
1
Jumlah
Sisaw Kelas II SMP Negeri
Tahun
Ajaran 2012/1013
Kelas
Jumlah siswa
kelas
|
Jumlah siswa
|
Kelas II A
|
33 siswa
|
Kelas II B
|
42 siswa
|
Kelas II C
|
42 siswa
|
Jumlah siswa
|
117siswa
|
2. Sampel
Sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1996: 117), sampel yaitu sebagian
dari populasi (latupun, 2002:30). Jadi sample penelitian adalah objek yang
dilibatkan langsung dalam penelitian sesungguhnya yang dapat menjadi wakil
populasi. Adapun pengambilan sample dengan cara Non Random Sampling.
Yang dimaksud non random sampling adalah “tidak semua individu dalam populasi
diberi kesenpatan untuk menjadi anggota sample” (Arikunto1996: 177). Sedangkan
tehnik non random sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling,
artinya cara pengambilan sample atas dasar
ciri-ciri atau
sifat-sifat tertentu, yaitu memilih dua kelas yang memiliki nilai rata-rata
yang seimbang yang sebelumnya dicari dengan cara Uji Homogenitas dan
Uji Kesamaan Rata-rata Ppopulasi sebagai berikut:
a. Uji
Homogenitas Populasi
Uji
homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel-sampel penelitian
merupakan kelas sampel yang homogen. Hal ini sangat penting dilakukan, karena
penelitian ini mengunakan penelitian sampel. Hasil penelitian sampel ini akan
digeneralisasikan pada populasi penelitian. Maka sebelum memilih dua kelas
eksperimen dilakukan dulu uji homogenitas. Arikunto (1996: 118) “menegaskan
bahwa penelitian sampel baru boleh dilasanakan apabila keadaan subjek di dalam
populasi benar bebar homogen”. Data yang digunakan untuk menguji homogenitas
sampel penelitian ini adalah nilai akhir semester. Uji homogenitas mengunakan
rumus Bartlettdengan Uji Chi kuadrat. Kriteria pengujian berbunyi
populasi dinyatakan tidak homogen jika X2 data > X2 tabel. Populasi
dinyatakan homogen jika X2 data < X2 tabel. (Sudjana, 2001: 261)
b. Uji
Kesamaan Rata-Rata Populasi
Untuk
menentukan kelas yangakan dijadikan sampel, selain homogen juga harus mempunyai
kesamaan rata-rata populasi. Kesamaan ratarata populasi di uji dengan rumus Analisis
Varians. Setelah dilaksanakan uji homogenitas dan uji kesamaan
rata-rata populasi, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu kelas II.B
sebagai kelas eksperimen dan II.C sebagai kelas kontrol yang semuanya berjumlah
84 siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel
2
Jumlah
sample penelitian
kelas
|
Jumlah siswa
|
Kelas II A
|
42 siswa
|
Kelas II B
|
42 siswa
|
jumlah
|
84
siswa
|
3. Variabel
Penelitian
“Variabel
adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian” (Arikunto, 1996:99). Berdasarkan definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa variable merupakan objek yang bervariasi dan dapt dijadikan
sebagai titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah
layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar sebagai variabel bebas dan
prestasi belajar sebagai variable terikat. Karena dalam penelitian ini
variabelnya ganda maka variable yang satu mempunyai hubungan atau pengaruh
dengan variabel yang lain. Variabel X (variabel bebas) mempengaruhi variable Y
(variabelterikat.
4.
Definisi
Oprasional
Penelitian ini mencoba mengungkap apakah
laynan pembelajaran bidang bimbingan belajar efektif dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa. Oleh karena itu variabel dalam penelitian ini adalah
layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dan prestasi belajar. Agar lebih
jelas Maksud dari penelitian ini, definisi oprasional dari ke dua variable
yaitu: Efektifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dan Prestasi
belajar
5.
Alat Pengumpul Data
Dalam penelitian ini digunakan teknik
dan alat pengumpul data mengunakan dokunentasi: “Menurut Arikunto metode
dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa
catatan, transkip nilai, buku, surat kabar, majalah, prasasti, legger agenda
dan sebagainya” (Arikumto: 1996:234).
6.
Metode
Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah diberi
layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dan untuk mengetahui efektifitas
layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa. Untuk menguji signifikansi perbedaan mean antar kelompok eksperimen
dan kontrol analisis data yang digunakan adalah uji t-tes. Uji t-tes digunakan
untuk menguji siknifikansi perbedaan mean antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Adapun rumus t-tes adalah sebagai berikut:
t =
Keterangan
M = rata-rata selisih nilai
pretest-posttest per kelompok
2 x = deviasi nilai x (eksperimen)
2 y = deviasi nilai y (kontrol)
N = jumlah anak per kelompok (Arikunto,
1996: 301)
Agar kesimpulan yang diambil tidak
menyimpang maka syarat dari uji t-tes adalah uji normalitas mengunakan SPPSS
16.0
7.
jadwal
kegiyatan penelitian
Gambar
Jadwal
kegiyatan penelitian
Kegiyatan
penelitian
|
november
|
desember
|
januari
|
febuari
|
maret
|
apirl
|
Studi kepustakaan
|
#
|
|
|
|
|
|
Penyusunan desain penelitan
|
#
|
#
|
|
|
|
|
Penyusunan instrumen data
|
|
#
|
#
|
|
|
|
Pangambilan data
|
|
|
#
|
#
|
|
|
Pengolahan data
|
|
|
|
|
#
|
|
Analisa data
|
|
|
|
|
#
|
|
Laporan
|
|
|
|
|
#
|
#
|
persentasi
|
|
|
|
|
|
#
|
0 komentar:
Posting Komentar